laskar pelangi

Kemarin, saia dengan seorang teman saia menonton Laskar Pelangi yang sedang tayang di bioskop . Mengantri dari jam 10 pagi, akhirnya dapet juga tiket jam 13.10 . Itu pun di deret F . Gg pa” lah, yang penting bisa nonton .

Dengan beberapa perbedaan dengan buku aslinya, film ini tetap bisa membuat saia menangis . Saat Lintang, si jenius dari pesisir harus putus sekolah karena kematian sang Ayah, saia berpikir, kenapa ya, yang menurut Allah adalah hal terbaik untuk umatnya belum tentu bisa kita terima . Belum tentu kita sependapat, padahal ketentuan Allah adalah selalu benar . Semua sudah ditentukan oleh-Nya . Sedih memang . Tapi menerima semuanya adalah kewajiban . Wah, terlalu terbawa cerita nih kaya’a . hihihi

Kalo dalam laskar pelangi, banyak kata” inspiring yang saia ambil . “Sekarang bukan zaman bermenung” . Duh, bener banget. . . Seharusnya zaman itu udah punah . Biar pun masih ada saja orang” yang gg mw berubah

Dalam Sang Pemimpi, yang sudah saia kutip dalam salah satu tulisan saia, “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi” itu” . Kata” ini membuat saia jadi jadi ingin menggantung cita setinggi langit . Kalo kata guru SMA saia, salah satu manfaat menggantung cita” setinggi”nya adalah kalo tak bisa mencapai di langit ke tujuh, maka akan tersangkut di tempat yang masih tinggi juga . Hahaha, ada benarnya juga . Mimpi, mistis dan krusial . Karena tanpa mimpi, tak ada bedanya dengan boneka panggung sandiwara yang penuh kekosongan